Kairo hari ini dingin banget.
Banget. Bangett. Fiuh~ lebay. Tapi beneran dingin kok. Haha.
Yups. Kairo emang udah
mulai masuk musim dingin dari sebulan yang lalu. Tapi dinginnya itu masih
labil. Kadang nggak, kadang iya, kadang masih panas, kadang dingin banget. Ya
begitulah.
Dan hari ini kebagian yang dingin bangetnya.
Saking dinginnya, dari pagi aku nggak tega misahin diri dari
selimut dan kepikiran untuk hibernasi di rumah aja seharian. Tapi… aku punya
agenda siang ini dengan teman-teman yang lain. Mana emang udah direncanain dari
kemarin-kemarin dan udah disepakatin bareng. Jadi mau nggak mau rencanaku untuk
manja-manjaan dengan selimut hari ini harus ditunda dulu. Hiks.
Pada
akhirnya, setelah renungan panjang dan menguatkan tekad, sebelum zhuhur aku
mandi dulu dikit biar segeran. Dikit doang? Iya dikit. Pas banget sakhanahnya lagi nggak baikan. Hiks.
Oke, sebelum lanjut ke cerita rihlah hari ini, aku pengen bilang dikit dulu tentang judul tulisan ini karna mungkin nggak semua temen-temen yang baca udah tau.
Pertama, Rumah Syariah. Wah apa tuh Rumah Syariah? lembaga fatwa kah? atau badan yang menangani konsultasi agama? atau.. atau..
Stop. Bukan. Bukan itu temen-temen.
Aku jelasin singkat ya. Rumah Syariah di sini adalah sebuah komunitas mahasiswa/i al-Azhar asal Indonesia yang berkumpul dalam satu tempat untuk bersama memaksimalkan waktu, potensi dan program yang dicanangkan. Masa belajar di sana adalah 2 tahun; tahun pertamanya mempelajari ilmu-ilmu pengantar takhassus Syariah & tahun kedua fokus pada ilmu Syariah.
Yup, itu dia. Aku gabung ke komunitas yang disebut Rumah Syariah di Mesir. Belum lama. Baru dari bulan Agustus kemarin. Soal detail apa aja yang dipelajarin selama di sana nggak aku tulisin di sini ya. Soalnya bukan mau ngebahas profilnya kali ini. Tapi kalo mau lihat-lihat silakan buka FBnya. Namanya Rumah Syariah. Jadi lebih intinya lagi, Rumah Syariah di sini adalah nama komunitas belajar. Yes. Banyak ilmu dan pengetahuan yang aku dapetin di sana walau baru beberapa bulan.
Kemudian, Rihlah Maktabah.
Rihlah sering kita artiin dengan jalan-jalan. Maktabah itu perpustakaan, atau di sini -Mesir- juga biasanya dipake untuk toko alat tulis atau toko buku atau juga percetakan buku.
Bentar.. hm.. jadi Rihlah Maktabah yang mau diceritain di sini itu jalan-jalan ke tempat buku-buku?
Tul banget.
Ngapain rihlah ke sana?
Emang kenapa?
Yang namanya rihlah itu kan kitanya refreshing diri, nyantei-nyantei gitu kayak ke pantai, daki gunung, dan lain-lain.
Kita juga refreshing kok. Kita foto-foto, narsis-narsis, ketawa-ketawa, ups.
Jadi men-temen, yang namanya rihlah itu nggak mesti ke pantai, dll kok. Kita juga bisa rihlah ilmiah kayak rihlah maktabah gini. Contoh lain juga kayak kita ke museum, tempat-tempat bersejarah. Begitu.
Oke, yakfii.
Sekarang masuk ke cerita jalan-jalannya key.
Dan aku pun sudah siap berangkat sehabis sholat Zhuhur di rumah. Baju udah 2 lapis dengan baju bahan wol, terus juga dilapisin lagi dengan jaket, celana jeans baru dan sepatu. Uhuk.
Siap berangkat.
Tapi.. whuuuush... brrr...
Baruuu aja buka pintu rumah. Angin dingin langsung masuk ke pori-pori kulit. Kurapetin lagi jaketnya.
Rumahku berada di lantai 2. Sempet nungguin lama di bawah. Temen-temen lain kayaknya masih dandanan di atas. Ternyata aku yang tadi males-malesan pergi termasuk yang lumayan semangat untuk keluar rumah duluan.
Bismillah dan kami pun melangkah. Fiuh~ jadi juga akhirnya kami pergi dingin-dingin gini. Yang pergi adalah anak-anak putra Rumah Syariah tahun pertama ditemenin sama satu pembina.
Maktabah-maktabah yang akan kami kunjungi kali ini bukan maktabah-maktabah yang berada di daerah sekitar kami di Darasa. Namun kami akan ke daerah Attaba dan Downtown, daerah yang terkenal dengan bangunan-bangunannya yang bercorak eropa. Beda banget dengan daerah Darasa yang menyimpan banyak kenangan bangunan Islam kuno dan sering disebut Old Cairo.
Dengan naik mobil angkot sekali kami pun sampai ke Attaba. Maktabah pertama yang akan kami kunjungi adalah Maktabah Adab. Oh ya, maktabah yang akan kami kunjungi hari ini adalah selain toko yang menjual buku, juga merupakan penerbit kitab-kitab masyhur dan mencetak kitab-kitab bagus yang telah lama beredar di Bumi Kinanah. Dan nggak semua mahasiswa Indonesia yang tau.
Berjalan ke sana, kami melewati monumen Ibrahim Pasha yang tampak gagah menunggangi kuda. Ibrahim Pasha adalah bapak dari Ismail Pasha yang merupakan Gubernur Mesir pada tahun 1867-1879 M.
Monumen Ibrahim Pasha di Attaba |
Maktabahnya ada di gedung belakang itu. Di bagian pojok kiri. |
Maktabah Adab |
Maktabah Khanjie |
Keunggulan maktabah ini adalah ia banyak menyimpan
kitab-kitab langka yang sudah nggak dicetak lagi, atau pentahqiqnya langka. Dan
sama dengan Adab tadi, buku-bukunya susah ditemukan di pasaran dan juga punya
harga yang miring.
Kemudian, kami ke Maktabah Wahbah. Lokasinya tidak seperti 2
maktabah sebelumnya yang terletak di dalam gedung. Maktabah ini berada di
pinggir jalan.
Maktabah Wahbah |
Kalo maktabah ini, kitab-kitabnya termasuk yang kelas bagus.
Dan nggak semua maktabah nerbitin apa yang diterbitin Wahbah.
Next, kami ke Maktabah Muassasah ar-Risalah. Sama dengan Wahbah. Lokasinya juga di samping jalan.
Next, kami ke Maktabah Muassasah ar-Risalah. Sama dengan Wahbah. Lokasinya juga di samping jalan.
Maktabah Muassasah ar-Risalah |
Hmm... kalo maktabah ini biasanya menjual kitab-kitab mahal.
Tapi itu harga yang sesuai sih karena kitab-kitabnya berkelas dan cetakannya
juga bagus.
Selanjutnya, kami ke Maktabah Dar al-Fadhilah. Lokasinya nggak jauh dari maktabah-maktabah sebelumnya.
Maktabah Dar al-Fadhilah |
Kemudian, lanjut ke Maktabah Muassasah 'Alyaa.
Maktabah Muassasah 'Alyaa |
Abis dari sini sholat Ashar dulu. Ada masjid di gedung samping sini. Abis shalat, perut udah mulai ribut aja. Padahal baru tadi sebelum berangkat makan. Musim dingin emang bikin pengen makan terus.
Jadi kami beli roti dulu. Kebetulan ada toko roti juga deket sana.
Selanjutnya, kami ke Maktabah Syuruq. Wah, maktabah yang ini lokasinya keren. Di pinggir jalan bundaran monumen tapi.. hm.. lupa monumen siapa tapi bagus gedung-gedungnya. Di dalemnya juga keren. Beda banget dengan maktabah sebelum-sebelumnya. Maktabah ini emang jual buku-buku modern dan emang menang disitu. Kualitas bukunya juga bagus. Dan pastinya, harganya juga bagus. Glek.
Maktabah Syuruq |
Maktabah Madbuli |
Maktabah Dar al-Maarif |
Nah, keluar dari maktabah Dar al-Maarif, langit Kairo sudah mendung. Lampu-lampu jalan mulai dihidupkan. Sebentar lagi azan Maghrib. Kami pun beranjak pulang. Udara makin dingin.
Nggak dapet mobil yang kosong untuk muat semuanya, kami misah jadi 3 mobil. Sesampai di Hussein, aku beli Hawawsyi satu. Lumayan untuk ganjel sampe ada yang masak nanti di rumah. Kemudian Maghriban di masjid deket situ.
Kemudian pulang. Kemudian makan dikit. Kemudian guling-guling dalem selimut, mainin HP sambil nunggu Isya. Kemudian makan banyak. Kemudian balik guling-guling lagi. Kemudian terlelap. zZZ.
______________ _ _
Haha. Yups itulah cerita rihlahku kali ini. Rihlah Ilmiah. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa ke cerita-ceritaku selanjutnya. :)
Bonus galeri rihlah:
Bye~
0 komentar:
Posting Komentar